Sambungan Dari bagian 4
Kemudian dengan perlahan sekali Oom Heru mulai mengayunkan pantatnya hingga kurasakan batang kemaluannya menyusuri setiap inci liang kemaluanku. Nikmat sekali rasanya. Aku tak sempat mengerang karena tiba-tiba bibir Oom Heru sudah melumat bibirku. Lidahnya menyeruak masuk mulutku dan mencari-cari lidahku. Aku pun membalasnya.
“Hmmgghh”
Kudengar Oom Heru mendengus tanda birahinya sudah mulai meningkat. Gerakan batang kemaluannya semakin mantap di dalam jepitan liang kemaluanku. Aku merasakan betapa batang kemaluanya yang keras menggesek-gesek kelentitku. Aku pun mengerang dan tubuhku bergerak liar menyambut gesekan batang kemaluannya. Pantatku mengangkat ke atas seolah-olah mengikuti gerakan Oom Heru yang menarik batang kemaluannya dengan cara menyendal seperti orang memancing hingga hanya ujung batang kemaluannya yang masih terjepit dalam liang kemaluanku.
Lalu setelah itu didorongnya batang kemaluannya dengan pelahan hingga ujungnya seolah menumbuk perutku. Dilakukannya hal itu berulang-ulang. Aku merasa ada semacam sentakan dan kedutan hebat saat Oom Heru menarik batang kemaluannya dengan cepat! (Belakangan aku baru tahu kalau itu namanya teknik sendal pancing setelah Oom Heru menceritakannya! Intinya teknik ini adalah mendorong secara pelan hingga batang kemaluannya masuk seluruhnya lalu menarik dengan cepat seperti orang menyendal saat memancing hingga hanya ujung batang kemaluannya yang masih tertinggal! Wow.. Ternyata teknik inilah yang kurasakan paling nikmat dan menjadi teknik favoritku!! Pembaca bisa mencobanya dan wanita ditanggung akan ketagihan deh!!).
Napasku semakin terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini semakin tak tertahankan. Begitu besarnya batang kemaluan Oom Heru, sehingga lubang vaginaku terasa sangat sempit. Sementara karna tubuhnya yang berat, batang kemaluan Oom Heru semakin menyeruak ke dalam liang kemaluanku dan melesak hingga ke dasarnya. Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang kemaluan Oom Heru menggesek-gesek dinding liang kemaluanku.
Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Oom Heru dengan menggoyang pantatku. Semakin lama, genjotan Oom Heru semakin cepat dan keras, sehingga tubuhku tersentak-sentak dengan hebat. Slep.. slep.. slep.. sleep.. bunyi gesekan batang kemaluan Oom Heru yang terus memompa liang kemaluanku.
“Akhh..! Aakhh.. Oomhh..!” erangku berulang-ulang. Benar-benar luar biasa sensasi yang kurasakan. Oom Heru benar-benar telah menyeretku menuju sorga kenikmatan. Persetan dengan keperawananku. Aku sudah tak peduli apapun.
Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa dari ujung kepala hingga ujung kemaluanku!! Tubuhku mengelepar-gelepar di bawah genjotan tubuh Oom Heru. Seperti tidak sadar, aku dengan lebih berani menyedot lidah Oom Heru dan kupeluk erat-erat tubuhnya seolah takut terlepas.
“Ooh.. Oomh.. Akhh..!” akhirnya aku menjerit panjang ketika hampir mencapai puncak kenikmatan. Tahu aku hampir orgasme, Oom Heru semakin kencang menyendal-nyendal batang kemaluannya dari jepitan liang kemaluanku.
Saat itu tubuhku semakin menggelinjang liar di bawah tubuh Oom Heru yang kuat. Tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks.
“Ooh.. Aauuhh.. Oomh..!” Jeritku tanpa sadar.
Seketika dengan refleks jari-jariku mencengkeram punggung Oom Heru. Pantatku kunaikkan ke atas menyongsong batang kemaluan Oom Heru agar dapat masuk sedalam-dalamnya. Lalu kurasakan liang kemaluanku berdenyut-denyut dan akhirnya aku seolah merasakan melayang. Tubuhku serasa seringan kapas. Aku benar-benar orgasme!! Gerakanku semakin melemah setelah kenikmatan puncak itu. Oom Heru menghentikan sendalannya.
“Bagaimana rasanya sayang..!” bisik Oom Heru lembut sambil mengecup pipiku.
Aku pun hanya terdiam dan wajahku merona karena malu.
“Istirahat dulu ya sayang” bisiknya lagi.
Oom Heru yang belum orgasme membiarkan saja batang kemaluannya terjepit dalam liang kemaluanku. Kami kembali terdiam. Mungkin Oom Heru sengaja membiarkan aku untuk menikmati saat-saat kenikmatan itu. Aku kembali mengatur napasku sementara kurasakan batang kemaluan Oom Heru terus mengedut-ngedut dalam jepitan liang kemaluanku. Tubuh kami sudah mengkilat karena basah oleh keringat. Memang udara saat itu panas sekali, apalagi kami juga habis bergumul hebat ditambah kamar itu tidak ber AC, hanya kipas angin yang membantu menyejukkan ruangan yang sudah berbau mesum itu.
Setelah beberapa saat Oom Heru yang belum orgasme itu mulai menggerak-gerakkan batang kemaluannya maju mundur. Kali ini dia bergerak tidak menyendal-nyendal lagi. Masih dengan posisi seperti tadi, yaitu kakiku menjuntai ke lantai dan pantatku terletak di tepi pembaringan. Sedangkan oom Heru tetap posisi setengah berdiri karena kakinya masih di lantai.
Kembali gejolak birahiku terbangkit. Dengan sukarela aku menggoyangkan pinggulku seirama dengan gerakan pantat Oom Heru. Rasa nikmat kembali naik ke ubun-ubunku saat kedua tulang kemaluan kami saling beradu. Gerakan batang kemaluan Oom Heru semakin lancar dalam jepitan liang kemaluanku. Meskipun masih ada rasa sedikit ngilu, kubiarkan Oom Heru memompa terus lubang kemaluanku.
Aku yang sudah cukup lelah hanya bergerak mengimbangi ayunan batang kemaluan Oom Heru yang terus memompaku. Batang kemaluannya yang hitam kecoklatan dan sudah berkilat karena basah oleh cairan licin yang keluar dari kemaluanku tanpa ampun menghajar liang kemaluanku. Edan tenan!! Liang kemaluanku dimasuki batang kemaluan sebesar itu. Kalau akau tak malu ingin rasanya aku menjerit meneriakkan kata-kata Oom Timbul dalam iklan jamu yang terkenal “Uenak tenaann!”. Memang enak, bagi yang belum pernah merasakan boleh coba! Ditanggung ketagihan.
Memang kupikir-pikir mendingan enak ngeseks begini daripada ikut-ikutan teman kuliahku yang sok idealis berdemo panas-panasan!! Memang banyak teman yang ngajak aku berdemo, tapi aku emoh! Ngapain toh enggak ada untungnya! Paling-paling kita cuman diperalat sama pemimpin demo! (Rupanya ada benarnya juga pilihan yang kuambil untuk tidak ikut-ikutan berdemo! Soalnya ternyata ketahuan ada beberapa rekan yang terima duit dari demo itu!)
Oom Heru semakin lama semakin kencang memompakan batang kemaluannya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi dan leherku dan kedua tangannya meremas kedua buah dadaku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu nafsuku semakin memuncak kembali. Kurasakan kenikmatan mulai menjalar lagi. Bermula dari selangkanganku kenikmatan itu menjalar ke putingku lalu ke ubun-ubunku. Aku lalu balik membalas ciuman Oom Heru, pantatku bergerak memutar mengimbangi batang kemaluan Oom Heru yang dengan perkasa menusuk-nusuk lubang kemaluanku.
Gerakan Oom Heru mulai semakin liar. Napasnya mendengus seperti kerbau gila! (Mungkin kerbau kalau lagi gila begini kali ya?) Pantatku kuputar-putar, kiri-kanan semakin liar untuk menggerus batang batang kemaluan Oom Heru yang terjepit erat dalam lubang kemaluanku. Aku pun semakin tak mampu menahan diri. Kusedot lidah Oom Heru yang menyelusup ke dalam mulutku. Tubuh Oom Heru mengejat-ngejat seperti orang tersengat listrik karena kenikmatan.
Lalu di saat aku menjerit panjang saat merasakan orgasme untuk yang ke sekian kalinya. Oom Heru pun mengejat-ngejat.
“Ough.. Ugh.. Ughh” dengan napas yang terengah-engah, Oom Heru yang berada diatas tubuhku semakin cepat menghunjamkan batang kemaluannya. Lalu
Crrtt.. Crrtt.. Crrtt.. Crtt.. Crtt..
Aku merasakan betapa batang kemaluan Oom Heru menyemprotkan air maninya dalam kehangatan liang kemaluanku. Matanya membeliak dan tubuhnya terguncang hebat. Batang kemaluannya mengedut-ngedut hebat saat menyemburkan air maninya. Aku merasakan ada semprotan hangat di dalam sana, nikmat sekali rasanya. Rupanya kami mencapai orgasme yang bersamaan.
“Teruss.. teruss.. putarr sayanghh..!” dengus Oom Heru. Aku pun membantunya dengan semakin liar memutar pinggulku.
Beberapa saat kemudian tubuhnya ambruk hingga menindih tubuhku. Batang kemaluannya tetap terjepit dalam liang kemaluanku. Sementara aku merasakan ada aliran cairan yang mengalir keluar dari liang kemaluanku. Napas kami menderu selama beberapa saat setelah pergumulan nikmat yang melelahkan itu.
Gila, air mani Oom Heru luar biasa banyaknya, sehingga seluruh lubang kemaluanku terasa kebanjiran. Bahkan karna begitu banyaknya, air mani Oom Heru belepotan hingga ke bibir kemaluanku. Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu reda. Untuk beberapa saat Oom Heru masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran. Batang kemaluannya yang sudah mulai melemas secara perlahan terdorong keluar oleh kontraksi otot liang kemaluanku. Hingga tiba-tiba tubuh kami berdua seperti tersentak saat batang kemaluan itu terlepas dari jepitan kemaluanku.
Plop..
Seperti tutup botol yang terlepas saat batang kemaluan itu terlepas dari jepitan liang kemaluanku. Kami tersenyum.
“Enak sayang?” bisiknya mesra.
“Kamu sungguh hebat Anna. Oom sayang sekali sama Anna” ia merayu lagi setelah memperoleh kenikmatan dariku.
Setelah itu ia menggulingkan tubuhnya berguling kesampingku. Mataku menerawang menatap langit-langit kamar. Ada sesal yang mengendap dihatiku. Tapi nasi sudah menjadi bubur! Air mani sudah terlanjur mengucur! Biarin deh! Apa yang terjadi terjadilah. Que sera sera! Demikian pembenaranku.
“Maafkan Oom, Anna. Oom telah khilaf” bisik Oom Heru lirih.
Aku tidak menjawab, aku duduk dan bermaksud membersihkan ceceran air mani Oom Heru yang berceceran di bibir kemaluanku. Aku kembali tercenung melihat betapa cairan mani yang mengalir keluar dari liang kemaluanku sedikit kemerahan karena darah perawanku. Ya perawanku telah terenggut oleh Oomku! Adik kandung ayahku sendiri!! Untuk beberapa saat tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua.
Namun rupanya penyesalanku tidak berlangsung lama. Kenikmatan mengalahkan rasa sesalku. Hari itu kami melakukannya lagi berulang-ulang seperti layaknya pengantin baru. Oom Heru mengajariku berbagai gaya yang aneh-aneh! Memang keadaan sangat mendukung karena kedua orangtuaku baru pulang setelah petang. Jadi siang itu kami benar-benar mereguk kenikmatan sebebas-bebasnya. Dari beberapa gaya yang diperkenalkan Oom Heru, hanya gaya “sendal pancing” itulah yang paling berkesan bagiku dan menjadi gaya favoritku.
Sejak saat itu aku menjadi kekasih Oom ku sendiri. Tentunya tanpa sepengetahuan ayahku. Dan setiap ada kesempatan kami selalu melakukannya di manapun dan kapanpun! Benar pembaca aku menjadi tergila-gila dengan yang namanya seks! I become addicted to cock since then!!
*****
E N D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar